Rumah Impian

Dirimu esok ialah mimpimu hari ini

Coretan Afbem

Post Page Advertisement [Top]

5 Agustus 2019
11.30 WIB Ruang Kuliah Forensik


Pernah gak sih bertanya dalam hati, "tunggu aja waktunya, kapan Allah akan menegur atau mengingatkan?" bukan sekali atau dua kali, melainkan cukup sering kali aku monolog dengan pertanyaan sebelumnya. 

Seminggu terakhir rasanya sudah tak terhitung HP-ku terbanting. Semua terbanting karena tidak sengaja. Ya iyalah masa disengaja? Aku memang memiliki kebiasaan memegang HP dimanapun dan kapanpun, bahkan ketika menyebrang jalan. Rasanya tidak bisa lepas sebentar saja. Padahal, apa salahnya sih disimpan di tas dulu sementara? Inilah kebiasaan burukku yang sampai saat ini masih ku lakukan.

Skenarionya selalu seperti ini. Deg. Jantung mulai berdegup lebih cepat, mata ku sisakan sedikit terbuka, sambil dahi mengkerut, kepala menunduk, melihat HP-ku yang akhirnya tergeletak setelah terjatuh. Aku mencoba menjangkau HP dan membalikkannya karena posisi layar mengadap lantai. Aduh, kira-kira pecah gak ya layarnya? Menjatuhkan HP dengan posisi layarnya menghadap lantai kerap kali menyebabkan jantungan ketika ingin membalikkan hape yang terjatuh itu. Jadi terbayang yang tidak-tidak, seperti duit yang akan dikeluarkan untuk mengganti layar, waktu terbuang mengurus reparasi HP. Saat itu rasanya ingin menghukum diri. Why, why, why? Kenapa aku ceroboh banget. Ya Allah, ke depannya aku gak akan ceroboh lagi.

Dan selama seminggu ini, untuk ketiga kalinya, alhamdulillah, layar HP-ku tidak pecah. Bayangkan sudah tiga kali terjadi dan tetap melakukan kesalahan yang sama.

Tepat dua hari yang lalu, skenario tadi kembali terjadi. Aku sedang berajalan dan tiba-tiba saja HP yang sedang aku pegang sambil berjalan ini terlepas dari genggaman dan meluncur ke trotoar berbahan beton yang siap mengaplikasikan hukum Newton ke-III. Berbeda dari skenario-skenario yang sebelumnya sudah terjadi, kali ini layar HP pecah parah, LCD pun rusak, dan HP tidak bisa berfungsi sama sekali.

Sudah kesekian kali memarahi diri sendiri dan menyesal ketika kode pertama, kedua, atau bahkan ketiga kali yang Allah berikan, tapi ku masih saja tidak menggubrisnya dan tidak ada perbaikan diri. Padahal begitu sayangnya Allah, memberi kode pada hamba yang akan diuji-Nya. 

Mungkin banyak dari kita yang tidak sadar selama ini begitu banyak bukti sayangnya Allah pada hamba-hamba-Nya. Begitu banyak bahasa yang Allah sampaikan di keseharian kita, tapi banyak yang tidak menyadarinya, padahal itu kode dari Allah agar manusia menjadi lebih baik lagi, agar manusia menghindari kesalahan-kesalahan. Entahlah, terkadang manusia terlalu egois dan akhirnya menyalahkan pemilik alam semesta. Padahal, kalau sedikit saja kita mau merenungi bahwa Allah lah sang pemilik dunia dan segala isinya, maka kita akan sadar bahwa mudah bagi Allah untuk memerintahkan angin, tanah, daun, pohon dan segala macamnya untuk menguji manusia.

Ku tahu, sebaiknya apabila sudah diberi kode oleh Allah maka meresapi dan menjadikannya pelajaran adalah hal yang seharusnya dilakukan, bukan mengabaikan apalagi sampai menyalahkan-Nya.

.  



No comments:

Post a Comment

AFbm12 Production

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib