11.30 WIB Ruang Kuliah Forensik
Pernah gak sih bertanya dalam hati, "tunggu aja waktunya, kapan Allah
akan menegur atau mengingatkan?" bukan sekali atau dua kali, melainkan
cukup sering kali aku monolog dengan pertanyaan sebelumnya.
Seminggu terakhir rasanya sudah tak terhitung HP-ku terbanting. Semua
terbanting karena tidak sengaja. Ya iyalah masa disengaja? Aku memang memiliki kebiasaan memegang HP dimanapun dan kapanpun, bahkan ketika menyebrang jalan. Rasanya tidak bisa lepas sebentar saja. Padahal, apa salahnya sih disimpan di tas dulu sementara? Inilah kebiasaan burukku yang
sampai saat ini masih ku lakukan.
Skenarionya selalu seperti ini. Deg. Jantung mulai berdegup lebih cepat, mata ku sisakan sedikit
terbuka, sambil dahi mengkerut, kepala
menunduk, melihat HP-ku yang akhirnya tergeletak setelah terjatuh. Aku mencoba menjangkau HP dan membalikkannya karena posisi layar mengadap lantai. Aduh, kira-kira pecah gak ya layarnya? Menjatuhkan HP dengan posisi layarnya menghadap lantai kerap kali menyebabkan jantungan ketika ingin membalikkan hape yang terjatuh itu. Jadi terbayang yang
tidak-tidak, seperti duit yang akan dikeluarkan untuk mengganti layar, waktu
terbuang mengurus reparasi HP. Saat itu rasanya ingin menghukum diri. Why, why, why? Kenapa aku ceroboh banget. Ya Allah, ke depannya aku gak akan ceroboh lagi.
Dan selama seminggu ini, untuk ketiga kalinya, alhamdulillah, layar HP-ku tidak pecah. Bayangkan sudah tiga kali terjadi dan tetap melakukan kesalahan yang sama.
Tepat dua hari yang lalu, skenario tadi kembali terjadi. Aku sedang berajalan dan tiba-tiba saja HP yang sedang aku pegang sambil berjalan ini terlepas dari genggaman dan meluncur ke trotoar berbahan beton yang siap mengaplikasikan hukum Newton ke-III. Berbeda dari skenario-skenario yang sebelumnya sudah terjadi, kali ini layar HP pecah parah,
LCD pun rusak, dan HP tidak bisa berfungsi sama sekali.
Sudah kesekian kali memarahi diri sendiri dan menyesal ketika kode pertama, kedua, atau bahkan ketiga kali yang Allah berikan, tapi ku masih saja tidak menggubrisnya dan tidak ada perbaikan diri. Padahal begitu
sayangnya Allah, memberi kode pada hamba yang akan diuji-Nya.
Mungkin banyak dari kita yang tidak sadar selama ini begitu banyak bukti
sayangnya Allah pada hamba-hamba-Nya. Begitu banyak bahasa yang Allah sampaikan
di keseharian kita, tapi banyak yang tidak menyadarinya, padahal itu kode dari Allah agar manusia menjadi lebih baik lagi, agar manusia menghindari kesalahan-kesalahan. Entahlah, terkadang manusia
terlalu egois dan akhirnya menyalahkan pemilik alam semesta. Padahal, kalau
sedikit saja kita mau merenungi bahwa
Allah lah sang pemilik dunia dan segala isinya, maka kita akan sadar bahwa mudah bagi Allah untuk memerintahkan angin, tanah, daun, pohon
dan segala macamnya untuk menguji manusia.
Ku tahu, sebaiknya apabila sudah diberi kode oleh Allah maka meresapi dan menjadikannya pelajaran adalah hal yang seharusnya dilakukan, bukan mengabaikan apalagi sampai menyalahkan-Nya.
.
No comments:
Post a Comment
AFbm12 Production