Rumah Impian

Dirimu esok ialah mimpimu hari ini

Coretan Afbem

Post Page Advertisement [Top]

8 Maret 2019
01.59 WIB Kosan Paseban Gg. 13 No 222D

Hijrah, kata yang sudah tidak asing lagi dan menjadi trending topic saat ini. Fenomena yang satu ini berdampak besar di negeriku. Ketika sedang di tempat makan, pasar, swalayan, kereta, busway, perkantoran, di Rumah Sakit (my second house), dan dimana-mana hampir semua perempuan memakai kerudung. Senang banget rasanya. Jika bule datang ke Indonesia, mereka dapat melihat pemandangan berupa wanita-wanita berkerudung yang jarang mereka temui di negara asal mereka. Hijrah yang lagi trend di negeriku juga bukan soal kerudung, loh. Saat ini sudah banyak masyarakat yang mulai menjadikan status media sosialnya berisikan kalimat atau tulisan kebaikan yang isinya bermuara pada Allah dan Rasul-Nya. Jikalau dibandingkan dengan 10 tahun yang lalu, mungkin status di media sosial isinya masih hal-hal remeh atau tentang perasaan-perasaan galau. Tidak itu aja, hijrah di negriku juga membuat orang-orang sekarang paham untuk tidak mengucapkan selamat hari raya dengan orang non islam, tidak mengucapkan valentine, april mop, ataupun tahun baru. Lima tahun yang lalu, rasanya masih sering kita lihat perdebatan kusir tentang boleh atau tidak dibolehkannya umat muslim mengikuti atau sekedar mengucapkan pada hari-hari tersebut. Sepuluh tahun yang lalu mungkin malah masih banyak yang ikut serta. Namun, sekarang aku temui lebih baik dari sebelumnya, banyak yang memilih diam (karena sudah paham) dan tidak melakukannya. Eh, satu lagi fenomena hijrah di negeriku. Saat ini, orang-orang banyak yang kemudian sadar bahwa negeri ini perlu dipimpin oleh orang yang menjalankan agamanya. Senangnya.

Zahir, kamu tahukah makna kata itu? itu bahasa arab yang artinya "tampak luar" atau yang terlihat oleh mata. Apakah hijrah yang sesungguhnya itu hanya cukup "tampak luar"-nya saja? Tidak, Fergusso, Hijrah tidak cukup hanya secara zahir, tapi juga secara "batin". Kalau sudah ngomongin batin, maka kita ngomongin masalah hati. Masalah hati hanya Allah dan diri kita yang tahu. Berjuta-juta wanita yang telah berkerudung, apakah hatinya sudah untuk Allah? Atau karena mengikuti fashion yang sedang booming sekarang? Hanya Allah dan dirinya sendiri yang tahu.

Memurnikan niat kembali untuk Allah itu tidak mudah, harus di-refresh terus, dievaluasi terus, itulah sebabnya dalam Hijrah kita butuh lingkungan yang mendukung agar hati kita terus diingatkan bermuara pada Allah. Kalau batinnya udah benar berhijrah karena Allah, insya Allah Zahirnya mengikuti.

Saat sudah berhijrah secara zahir dan batin pun jangan sampai membuat diri ini merasa menjadi yang paling benar, yang paling shaleh. Semua yang berbeda dengannya dicela, bahkan tidak segan menghujat, menjatuhkan, atau mengumbar ghibah, bahkan fitnah tanpa landasan. 

Terakhir, bagiku sendiri hijrah ialah usaha tiap manusia untuk memperbaiki dirinya terus-menerus. Maka tidak ada kata berhenti untuk hijrah. Kalau fenomena hijrah dianggap berubah dari tidak baik menjadi baik, itu tidak lah cukup. Hijrah juga berlaku untuk berubah dari kurang baik menjadi baik, dari baik menjadi lebih baik, dari lebih baik menjadi lebih lebih baik lagi dan seterusnya. 
Lagian, siapa sih kita bisa menentukan diri kita sudah baik atau belum? Saya kira kita juga tidak ada yang berani mengaku dirinya sudah baik. Maka dari itu, setiap hari ialah awal Hijrah kita. Ya Awal untuk memulai lebih baik dan lebih baik. 
Wallahu'alam bisshowaf.





No comments:

Post a Comment

AFbm12 Production

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib