Rumah Impian

Dirimu esok ialah mimpimu hari ini

Coretan Afbem

Post Page Advertisement [Top]

17 Juli 2020
Kantor Mezanin RS Permata Depok

Jumat Mubarak untuk semuanya :')

Semakin dewasa dan belajar membuatku mengerti bagaimana pentingnya menjaga lisan. Aku yang berisik, thinker dan sering tidak peduli dengan perasaan orang telah membuatku sering menyakiti perasaan orang, meskipun hal yang ku sampaikan ialah sebuah kebenaran. Sekarang aku baru tahu bahwa :
Hal yang benar disampaikan dengan cara yang tidak benar juga salah.
Kehati-hatian dalam berkata dan berperilaku menjadi sangat penting di zaman fitnah ini. Begitu deras alur informasi dan kebebasan berbicara seharusnya justru disikapi dengan pembatasan berbicara sehati-hatinya. Agar alam semesta ini tetap dalam keseimbangan. Mengapa demikian? Tidak sedikit perkara perpecahan umat, perpecahan persaudaraan hanya dari sebuah lisan yang khilaf untuk dikendalikan. Sekarang aku baru merasakan benar apa yang pepatah bilang
Mulutmu adalah harimaumu, kemudian juga benar yang dikatakan berkata yang baik atau diam.
Dulu bisa dikatakan masih dalam tahap pemula, yang sedang belajar memaknai kehidupan, pun sekarang ini, yang namanya belajar sepanjang hidup. Tapi rasanya dulu aku tidak begitu memahami konsekuensi apa dari peribahasa dan kata mutiara sebelumnya itu. Saat ini, sedikit banyak baru terasa bahwa konsekuensinya luar biasa.

Dengan perkataan, semua bisa terjadi, baik perdamaian maupun perpecahan.  Rasanya tidak perlu memberi contoh yang banyak, merenung sejenak atas apa yang kita lakukan sebelum-sebelumnya, barangkali kita temui kesalahan kita dari perkataan yang terlontar oleh diri kita. Perkataan ini tentunya bukan hanya sesuatu yang secara langsung diucapkan, apalagi zaman sekarang, dunia lebih banyak diramaikan dengan tulisan, di berbagai media sosial contohnya, hampir semua komunikasi berupa tulisan. Sudah semestinya lah berhati-hati berkata juga berhati-hati dengan apa-apa yang kita tuliskan.

Aku ingin menceritakan sedikit yang akhir-akhir ini sering ku rasakan, yaitu mengilhami makna kata yang terlontar kepada siapapun, atau tulisan apapun yang sedang aku buat, rasanya subhanallah, takut.... takut salah, takut menjadi fitnah, takut merusakan harkat martabat diri dan agama. Terutama takut juga membuat sakit hati orang lain. Teringat masa laluku yang sembarangan berkata dan menulis, aku tidak memikirkan perasaan orang, yang ku pikirkan hanya apa yang ku pahami benar. Alhamdulillah,  kini Allah beri perasaan ini, perasan takut untuk berbicara dan sembarangan menulis.

Namun diam, tidak melakukan apapun di tengah-tengah keburukan juga bukanlah hal yang baik, meraka yang terus menyerang akan semakin berjaya jika tidak diimbangi dengan argumentasi kebaikan. Lagi-lagi keseimbangan harus tetap dijaga seperti tetap membenahi yang salah, ikut andil menyebar kebaikan.

Aneh juga jika kita diam demi kebaikan tapi kita tidak ingin berbicara untuk kebaikan pula. Yang terpenting semua harus terukur, terkendali dan tepat sasaran untuk menjauhkan diri dari fitnah dunia.

Ingin berbagi pengalaman bagaimana agar ketakutan dalam berkata atau menulis tidak membahayakan dan tetap dalam cara yang benar. Menurut saya salah satu caranya ialah menggunakan kalimat atau bahasa do'a. Kita sering mendengar kalimat

Ucapan ialah do'a
Saya rasa, ini benteng atau pembatasan terbaik dalam setiap berbicara atau menulis. Sekali lagi yaitu kalimat-kalimat do'a. Siapa diantara kita yang berdoa untuk sebuah keburukan bagi diri kita sendiri atau orang lain? Tidak mungkin bukan kita meminta sesuatu keburukan? Mungkin ada doa keburukan yang diperbolehkan, seperti ketika dizhalimi, namun hanya dalam keadaan tertentu saja, pada umumnya do'a ialah kalimat-kalimat baik yang kita sampaikan pada Rabb semesta alam.

Begitu pula ketika  berbicara kepada orang lain dan ketika menulis, jadikan lah kalimat yang kita pilih seperti kalimat-kalimat doa yang isinya fully kebaikan, masih abstrak yaa? Saya juga masih terus belajar, mudahnya ialah bayangkan bahwa ketikan berbicara atau menulis seperti kita menyampaikannya kepada Rabb yang maha melihat dan mendengar, maka kita akan sangat berhati-hati.

Yuk temen-temen, dengan kekerdilan ilmu dan pengalamanku ini, ingin mengajak kita semua berhati-hati dalam berkata dan menulis apapun itu, tapi aku juga ingin mengajak untuk kita menyuarakan kebaikan dengan kehati-hatian, tentunya aku juga masih jauh dari berhati-hati, masih sering salah dan banyak dosanya. Bismillah, semangat untuk kita yang terus ingin memperbaiki diri.
 Wallahu'alam bissawab.



No comments:

Post a Comment

AFbm12 Production

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib