Rumah Impian

Dirimu esok ialah mimpimu hari ini

Coretan Afbem

Post Page Advertisement [Top]

4 Februari 2019
09.00 Ruang kuliah THT Gedung A lt 7

Dikenalkan pertama kali dengan hadist ini oleh ustadz saya di sekolah lanjut tingkat pertama, almarhum Busthamey Nasution, Rasulullah SAW bersabda, "Islam itu unggul dan tidak ada yang mengunggulinya." Beliau sosok yang saya kagumi. Tidak lama bisa mengambil pelajaran dari beliau, tetapi Allah telah memanggilnya. Semoga beliau diterima di sisi Allah SWT. Nah, hadist itu pula lah yang membuat saya yakin dan semakin optimis dan semangat dalam berbagai hal. Saya tidak pernah khawatir atau takut ketika islam selalu saya sandang dan menjadi identitas dimana pun saya berada.

Menjadi gadis kecil yang lahir dari keluarga berpendidikan kurang tinggi dan ekonomi sederhana membuat saya sering merenung, rasanya kalah start dibanding yang lain. Orang tua mereka berpendidikan tinggi dan ekonomi berkecukupan dari kecil. Mungkin sedikit memberi pelajaran buat kita semua. Saya dulu pulang pergi bersepeda dengan jarak kurang lebih 10 km saat bersekolah MTsN. Uang jajan? Seringnya sih gak ada. Bekal yang disiapkan kakak menunya selalu tempe kering kecap atau mie goreng. Terkadang gak bawa bekal. Di depan teman-teman, saya selalu menampakkan wajah yang ceria ketika makan siang. Padahal, terkadang saya malu dengan teman-teman dengan membawa makanan yang sama terus menerus. Apalagi, kalau saya tidak bawa bekal, teman-teman membagikan makanannya kepada saya. Masa SMA pun begitu. Berangkat sekolah pakai motor butut dari rumah kakak yang berada di kota karena orang tua tidak bisa membayar uang kos. Namun, tidak lama saya membawa motor tersebut karena seringkali mogok di jalan. Alhasil, harus dorong motorDan, masih banyak lagi yang gak dapat diceritakan (sambil nangis).

Ibu selalu bilang, "Percaya sama Allah ketika do'a, jangan pesimis, yakin sama Allah doa-doamu akan terkabul." Sejak SD, aku selalu bilang sama ibu bahwa aku mau kuliah keluar pulau. Padahal, saat itu mungkin belum ngerti arti kuliah itu apa. Tetapi, sejak SD sudah menginginkan hal tersebut. Ibu cerita, "setiap kamu pulang dan bilang mau kuliah di Jawa, dada ibu sesek. Ibu sedih. Ibu takut buatmu kecewa. Gak bisa wujudkan mimpimu yang tinggi." Ya Tuhan, ketika aku tidak ada beban mengucapkan keinginankuketika itu pula tangisan ibu dan doa doanya dipanjatkan untukku. Doa ibu sungguh berandil besar untuk perjalananku ini. :''

Saya bisa sampai pada tahap ini ialah kenikmatan yang sangat besar yang diberikan Allah. Berkuliah, berteman, dan bersanding dengan orang-orang yang luar biasa. Sangat senang sekali dan bersyukur diberi Allah nikmat yang tak terhingga bisa sampai seperti ini. Terkadang curhat ke ibu, gimana ya, bu? Nikmat ini kenapa menjadi sangat banyak seperti ini? Takut kufur nikmat. "Ya, dulu kan kamu sudah kerja, kan?" Terkadang membenarkan perkataan ibu, membuat aku lebih menyadari lagi bahwa tidak ada kenikmatan yang instan. Membenarkan perkataan ibu juga membuatku tidak lupa bahwa jika Allah berkehendak maka akan terwujud. Begitupun dapat terjadi penarikan kenikmatan, tidak menanti detik, jika Allah berkehendak mencabut nikmat dari seseorang, dengan mudah Allah lakukan.

Cobaan itu gak akan pernah berhenti karena Allah ingin mengetahui hamba-hamba yang selalu bersyukur padanya. Kenikmatan yang saat ini saya dapatkan juga bagian dari cobaan. Untuk apa rizki, kesempatan, kesehatan yang saat ini saya terima dari Allah saya gunakan? Itulah yang menjadi PR berat saya dalam menerima kenikmatan dari Allah. Semoga yang membaca dapat mengambil pelajaran, dan doakan saya untuk selalu istiqomah di jalan Allah SWT.


Tulisan ini lagi-lagi untuk mengingatkan saya bahwa tidak sedetik pun nafas berhembus kecuali terdapat banyak sekali nikmat didalamya.

2 comments:

AFbm12 Production

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib