22.17 WIB Kosan Paseban Timur Gg. 13 No. 222D
Kata orang, aku ini mandiri. Mampu jauh dari orang tua bertahun-tahun. Bahkan jauh dari orang tua sudah aku rasakan jauh sebelum berkuliah. Sejak SD, aku lebih banyak tinggal di rumah pamanku yang berbeda kampung dengan orang tua. Ketika SMP, aku keluar dari kampung dan bersekolah di kota dan tinggal bersama kakak di kota tersebut. Masuk SMA, masih di kota yang sama seperti waktu SMP, aku mulai nge-kost. Kemudian kuliah, lebih jauh lagi, bahkan berbeda Provinsi dari orang tua.
Mungkin banyak yang sepertiku, mandiri karena perbedaan jarak tempat tinggal. Namun, aku berani claim diriku mandiri bukan karena itu, tapi karena segala keputusan dalam hidupku semenjak tamat SD, aku yang menentukan sendiri. Hampir tidak pernah bernegosiasi dengan orang tua. Ketika semua sudah kuputuskan bahkan telah aku jalani baru aku mengabarkannya ke orang tua. Ajaibnya, orang tuaku selalu mendukung apapun yang aku putuskan. Selalu meridhoi dan selalu menyetujui tanpa ada pertanyaan sedikitpun. Bahagianya akuuuuu dibebaskan oleh orang tuaku ingin berbuat apa saja dan berkreatifvitas apa saja. Apalagi memang sudah karakterku tidak mau diatur dan dibatasi dalam berkarya ataupun beraktivitas dalam sehari-hari.
Aku juga heran, mengapa orang tuaku membiarkan aku seperti itu. Satu pesan ibuku saat aku bertanya saat itu, "mamak melepasmu dan mempercayaimu nak, jaga kepercayaan orangtuamu". Bukan bermaksud sombong, tapi itu memang jawaban dari ibuku mengapa aku selalu bebas memilih keputusan dalam hidupku. Bahagianyaaa, terima kasih orang tuaku.
Jadi kuncinya ialah menjaga kepercayaan orang tua. Hanya dua kata "menjaga kepercayaan" tetapi bukan kah itu menjadi PR kita untuk di kemudian hari? Bagaimana agar anak kita mampu kita beri kepercayaan?
Menurutku, mengenalkan Allah sedari lahir dan kecil adalah pondasinya. Terima kasih orang tuaku, kau fasilitasi aku pendidikan agama sedari kecil, meskipun kau tidak mengajariku secara langsung karena keterbatasanmu. Tetapi memfasilitasiku mengenal Rabbku (ilmu) dan menempatkan aku dekat dengan orang-orang yang saling mengingatkan akan kebaikan (lingkungan) itulah sesungguhnya yang telah menjaga kepercayaanmu, bukan diriku, tapi ilmu dan lingkungan yang kau berikan padaku. Terima kasih Mamak dan Bapak.
Sahabatku pernah bertanya, lalu bagaimana kamu meminta doa orangtuamu supaya apa yang kamu pilih itu dapat ridho Allah, kan doa orang tua sangat mustajab? Nah, benar... Sudah selayaknya kita tetap memohon restu orang tua ya teman-teman. Tujuan kita dalam segala keputusan atau tindakan apapun untuk mengambil ridho dan doa dari orang tua kita. Kebetulan, setiap malam sebelum mengakhiri telfon dengan ibu aku selalu meminta doa dari ibu, agar dilancarkan setiap aktivitas dan perkuliahan (doa). Bagiku, meminta doa ibu setiap hari, continuous dan konsisten perlu dilakukan. Jika setiap hari meminta doa dari orang tua niscaya, ridho dari orang tua terus bertahan stabil, itulah yang aku yakini teman-teman.
So, paling pas, ilmu agama terus diupdate, lingkungan terus dievaluasi, dan doa orang tua terus diminta.Wallahu'alam bisshowaf.
No comments:
Post a Comment
AFbm12 Production